Mau Naik Becak di Yogya? Di-tweet Saja
Mau Naik Becak di Yogya? Di-tweet Saja
Berkeliling Yogyakarta, enaknya naik becak. Bahkan, urusan memesan becak pun sudah mengikuti perkembangan zaman. Tinggal tweet di akun Twitter, becak pun datang siap mengantar wisatawan. Canggih!
Pria di balik ide cemerlang menggunakan social media untuk menarik becak adalah Blasius Haryadi. Tapi pria ini lebih ngetop dipanggil Harry Van Yogya, tukang becak yang dianggap paling gaul di mata traveler dalam dan luar negeri, karena dia piawai berjejaring sosial lewat Facebook dan Twitter.
Wisatawan yang ingin keliling Yogyakarta dengan becak, tinggal tulis di wall Facebook Harry atau mention di akun Twitter Harry. Harry akan datang dengan becaknya untuk mengantar Anda. Dalam obrolan dengan detikTravel, Kamis (31/5/2012), Harry mengaku internet adalah alat utamanya untuk berkomunikasi dengan pelanggan.
"Kenal internet tahun 1998-1999 pas ada turis Amerika yang sering ke Yogya. Biar komunikasi gampang dia bantu saya bikin email. Terus berkembang sampai saya ikut banyak jejaring sosial," kata Harry.
Tidak sulit sebenarnya bagi traveler untuk mencari Harry. Pria paruh baya yang menggowes becak sejak 1990 ini, selalu mangkal di depan Wisma Gajah dan Hotel Airlangga, Jl Prawirotaman, Yogyakarta. Inilah kawasan yang ramai dengan wisatawan mancanegara.
"Dulu sih putar-putar, tapi sejak 1991 saya mangkal di Prawirotaman. Kalau saya nggak ada, artinya lagi antar turis," ujar pria yang pandai berbahasa Inggris dan Belanda ini.
Tipikal rute keliling kota ala Harry biasanya begini: pagi ke Tamansari dan Kraton Ngayogyakarta, Taman Pintar, makan gudeg, ke Malioboro, cari bakpia dan makan malam misalnya di Alun-alun Utara. Nah, traveler bisa meminta sendiri rutenya mau kemana, terserah. Harry siap seharian mengantar Anda.
"Saya tanya dulu sudah punya rencana belum mau kemana, kalau belum ada saya tawarkan ide. Kadang mereka sudah punya rencana, nanti tinggal diskusi bagaimana urutannya yang pas biar nggak bolak-balik," kata Harry.
Untuk naik becak seharian bersama Harry, kisaran harganya ada Rp 75 ribu untuk wisatawan domestik dan Rp 100 ribu untuk wisatawan mancanegara. Harga berubah-ubah tergantung itenerary perjalanan. Ada alasannya kenapa bule membayar lebih mahal.
"Badannya lebih besar, bawa becaknya lebih berat," kata Harry sambil tertawa.
Nah, bagaimana kalau Anda datang berombongan dan ingin naik becak-nya Harry. Jangan khawatir, dalam kondisi demikian, bapak 3 anak ini punya konco-konco yang siap membantu. Maka jadilah konvoi puluhan becak keliling Yogya. Seru!
"Ini habis tur 22 becak rombongan dari Advent School Menteng," kata Harry yang putus kuliah dari Universitas Sanata Dharma pada tahun 1990-an karena tak ada biaya.
Sekarang tinggal bagaimana menghubungi tukang becak high tech ini. Silakan follow @Harryvanyogya, jadi teman facebook Harry Van Yogya, telepon di 0819 1554 6422 atau add pin BB 21FB1D69. Komplit bukan? Bahkan, kisah hidupnya pun sudah dibukukan berjudul 'The Becak Way'.
"Pernah ada dua bule Jerman, sampai Yogya langsung cari saya. Kenal darimana? Tahunya dari temennya temen di Facebook," ujar Harry mengagumi kekuatan social media.
Harry memberi saran jika para traveler yang berlibur ke Yogya ingin memakai jasanya. "Hubungi saya sehari sebelum Anda datang ke Yogya, jadi kita bisa atur jadwal. Kalau mendadak, saya sudah bawa yang lain," ungkapnya.
Jadi, lain kali Anda ke Yogya dan butuh becak, tweet saja!